hidup ini indah meski tak mudah

hidup ini indah meski tak mudah
hidup ini indah meski tak mudah

Jumat, 11 Oktober 2013

AKHIR

Aku selalu bersyukur setiap sebuah akhir datang. Bukan hanya akhir dari sebuah penderitaan atau kesialan, tapi juga akhir dari sebuah kebahagiaan. Kata siapa bahagia tak mengenal akhir? Bahagia harus berakhir, karena yang lebih dari sekadar bahagia akan datang ketika bahagia itu sendiri pergi.

Akhir adalah awal dari sesuatu yang baru. Tanpa akhir, tak akan ada cerita baru yang ditulis, kehidupan baru yang dirayakan. Akhir, sama halnya dengan awal, adalah suatu keharusan.

Tunas yang baru tak akan pernah tumbuh jika tak ada daun kering yang mati dan jatuh.

Di sini akhir dari segalanya.
Di sini yang baru akan segera dimulai.

Rabu, 09 Oktober 2013

SYARAT MATI

Jangan tertipu dengan usia MUDA,
karena syarat mati TIDAK harus TUA.

Jangan terpedaya dengan tubuh yang SEHAT,
karena syarat mati TIDAK mesti SAKIT.

Jangan terperdaya dengan harta kekayaaan,
sebab si kayapun TIDAK pernah memakaikan kain kafan buat dirinya
meski hanya selembar.

Hati Yang Patah

Berapa kali seseorang harus patah hati sebelum menemukan cinta sejatinya?
Sekali? Itu terlalu sedikit. Dan saya percaya, orang yang sering disakiti, ketika menemukan cinta sejatinya akan lebih menghargai orang yang mencintainya dan hati pencintanya itu, dibandingkan dengan orang yang kehidupan percintaannya (relatif) mulus.
Dan orang yang paling beruntung bukanlah orang yang seumur hidupnya mematahkan hati orang lain, tapi orang yang hatinya sering patah, hancur, lalu diinjak oleh orang lain. Mengapa? Karena orang semacam ini menghargai kehidupan dan cinta dengan sangat. Apa yang kita hargai dan cintai, akan kembali menghargai dan mencintai kita. Begitu pun sebaliknya.
Ini bukan sekedar tulisan kecil untuk menghibur diri saya sendiri. Ini tulisan dengan lagu yang membuat pantat, pundak, jemari kaki, dan kepala bergoyang saat mendengarkannya sambil mengetik.
Kamu boleh ikut menari bersama saya sekarang. Sambil menangis pun tak ada yang melarang.
Silakan.


Penyakit Menular

Bertemanlah dengan semua orang, tapi jangan biarkan diri dan hatimu dekat dengan mereka yang membawa pengaruh buruk. Mungkin mereka tidak menyuruhmu untuk berbuat ini dan itu. Merampok bank, misalnya. Tapi pernahkah kamu terpikir sifat yang buruk itu penyakit menular?

Dimulai dari mulut, lalu masuk ke kepala. Diam di situ seperti sekumpulan cacing yang menggerogoti segala hal baik yang ada di sana, lalu masuk ke dalam hatimu. Setelah itu, kehidupanmu lah yang akan dirusaknya.

Tidak ada manusia yang sempurna, tapi jika keburukannya melebihi kebaikannya maka dalam berteman kau akan lebih banyak melakukan hal buruk daripada hal baik. Sebab biasa yang buruk itu lebih kuat dari yang baik, meskipun pada akhirnya kebaikan selalu menang atas kejahatan.

Itu pun jika belum terlambat.


Hadiah di Awal Senja

Siang tadi udara di luar sangat panas. Saya memeriksa suhu udara. Tiga puluh tiga derajat Celcius. Sangat panas. Dan saya tahu, biasanya kalau udara panas seperti itu, pasti sorenya di langit akan ada hiburan buat mata yang sangat indah. Bisa dipastikan, warna langit akan sangat cantik ketika senja turun.

Sama seperti ketika hujan turun lebat. Setelahnya, di langit akan ada senyuman yang paling cantik di alam semesta. Pelangi namanya.

Seperti itulah cinta dan kasih sayang Tuhan kepada saya. Baik ketika matahari menyengat kulit saya tanpa ampun atau ketika hujan membuat seluruh tubuh saya kuyup, Tuhan sebenarnya selalu bersama dengan saya dan tidak pernah meninggalkan saya. Di akhir semua kesedihan dan kesusahan, ada keindahan yang telah Dia siapkan untuk saya nikmati.

Saya t
adi sempat membatin dalam hati saat matahari membutakan jarak pandang saya tadi, “Saya tidak ingin melihat warna senja yang cantik kalau harus mengalami hari sepanas ini dulu sebelumnya.” Saya lalu menyalakan pendingin ruangan dan tidur.

Sore tadi, saya tidak menikmati apa yang telah Dia lukiskan di atas langit dan untuk saya nikmati. Padahal itu gratis, dan hadiah dari sebuah siklus yang harus saya alami. Ibarat atlit yang mengikuti sebuah lomba hingga detik terakhir, tapi lebih memilih untuk meninggalkan arena sebelum hadiah dibagikan. Siapa yang bodoh? Ya sayalah, pastinya.

Kalau besok matahari akan berteriak sekencang hari ini, saya akan tetap menyalakan pendingin ruangan, tapi saya mau membuka jendela saat matahari tenggelam. Kalau saya ternyata jatuh tertidur ketika itu, maukah kamu membangunkan saya? :))

Mari Kita Pacaran

Ini cara kita berpacaran, Kekasih. Kita saling jatuh cinta, saling mencintai, lalu saling memelihara cinta yang kita miliki.
Karena ketika aku mencintaiMu dan mensyukuri semua pemberianMu, maka Engkau akan mencintaiku dan membuatku lebih bersyukur lagi.
Karena ketika Engkau mencintaiku dan membuatku bersyukur atas kehidupanku, Engkau semakin membuat aku jatuh cinta lagi kepadaMu.
Lalu tingkap-tingkap langit akan terbuka lebar, dan Surga tak lagi dapat menahan kemurahanMu atas diriku, kekasihMu.


Kecintaanku

Kecintaanku ialah cinta.
Zat yang memberi dan mengambil.
Kekuatan yang menghidupi dan membunuh.
Satu dia.
Cinta.


Selasa, 08 Oktober 2013

Habis Gelap Terbitlah Terang

Entah kenapa, selalu rasanya ada hal buruk yang harus terjadi sebelum hal yang baik datang. Selalu begitu, menurut pengamatan saya dan sepanjang ingatan saya ketika dibentangkan.

Mungkin ini cara alam membersihkan saya dari hal-hal yang buruk, agar kebaikan siap datang dan berdiam. Mungkin ini cara Tuhan mengajarkan saya untuk bersyukur ketika kebaikan datang.

I Love My Writing

I really admire those people who can write happy things when they’re sad, and sad things when they’re happy, for I can’t. I always write how I feel at that very moment.
No matter how happy or how sad a song is, and what kind of memories it brings, it still can’t help me to switch my feeling away into something I don’t feel. I don’t listen to a music when I write, anyway. It’s a distraction to me.

So maybe I’m just a writer who can’t lie to her own feelings, a writer who is too honest with her writings. I am not a truly honest person, but when I write, I have no heart to lie to my own feeling and thought. I can’t. I just can’t.

I love my writings. I am not a well-known writer who has been wishing that someday she will be quite a noted one. I am not a bad writer. I write with my heart, and I know that I don’t have a bad heart.
That’s all that matters, I think.

Untuk Apa Menulis

Saya bertanya dengan diri saya saat ini: Apa gunanya menulis untuk saya, meski tidak untuk mencari uang?

Jawabannya ternyata banyak.

Dengan menulis, saya berdialog dengan diri saya sendiri.
Dengan menulis, saya menghibur diri saya sendiri.
Dengan menulis, saya menjaga kewarasan saya sendiri.
Dengan menulis, saya bisa menjadi apa saja dan pergi ke mana saja yang saya mau.

Karena menulis, saya bertemu dengan teman-teman baru yang menyenangkan dan sepemikiran.
Karena menulis, saya tidak perlu berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.
Karena menulis, pintu-pintu banyak yang dibukakan untuk saya.
Karena menulis, saya jadi terus belajar mengenal diri saya sendiri dan orang lain.

Buatmu, apa gunanya menulis?

Tentang Menulis dan Tulisan

Menyenangkan adalah membaca tulisan yang dapat menyelipkan rasa manis saat bercerita tentang kegetiran. Itu luar biasa.

Twitter itu “high-light” dari blog seseorang. Kalau tweets-nya menarik, biasanya tulisan panjangnya juga menyenangkan,

Saya termasuk satu dari sekian banyak orang yg beruntung, karena suka menulis. Sebab menulis itu terapi, penyembuh luka :))

Saya menyenangkan diri saya sendiri ketika menulis. Itu catatan perasaan & pengalaman batin saya. Jika ada orang lain yang suka, itu bonus.

Menulis dengan menangis, atau kadang dengan senyum. Sendirian. Bukan karena gila, tapi karena saya sedang mengajak diri saya mengobrol.

Menulis itu menguatkan kalau kamu melakukannya dengan keinginan untuk sembuh. Jika tidak, malah akan memperpuruk.

Sayangnya saya tidak bisa menulis fiksi seperti kebanyakan orang. Saya ingin bisa. Tapi ya sudahlah, yang penting saya menulis & menulis :D

Mungkin tulisan yg bagus itu terbuat dari kejujuran, kesederhanaan berbahasa, tapi kerumitan perasaan, & gak maksa? Gue bukan ahli, jadi ga tau :D


Orang-orang yang puitis itu biasanya perasaannya lembut dan mudah terluka, tapi sanggup mengobati lukanya sendiri :))

Tentang Menulis

Hal yang lucu tentang menulis bebas adalah, aku biasanya hanya punya sebuah kalimat pembuka tanpa punya niat untuk menulis tentang sesuatu. Lalu kemudian menjadi sebuah tulisan yang terdiri dari beberapa ratus huruf. Terjalin begitu saja. Jemari seakan dibimbing oleh hati, dan mereka tinggal menurutinya. Kepala tinggal menyesuaikan irama hati dengan kata-kata yang pas.

Ibaratnya, jika tulisan-tulisanku adalah lagu - maka kepala ada
lah mesin liriknya, dan hati adalah pembuat nadanya. Ketika keduanya bergabung, tulisanku - seaneh dan se-absurd apa pun, adalah lagu, meskipun tidak banyak yang mengerti bagaimana cara untuk menikmatinya. Termasuk aku sendiri mungkin, jika membaca ulang tulisan-tulisan ini lagi beberapa puluh tahun yang akan datang.

Menulis Dengan Cinta

Rasanya ingin menulis terus, terus, dan terus - tanpa tahu apa yang akan ditulis. Senang rasanya bisa menulis karena ingin, bukan karena harus.

Rasanya seperti boleh memakai daster ke pesta tanpa dianggap aneh.
Atau berpakaian pesta ketika tidur tanpa dianggap berlebihan.
Seperti memasak apa saja tanpa peduli dianggap masakan itu tidak enak.
Ah, tapi apa pun yang dibuat dengan hati pasti enak koq. Betapa pahitnya pun daun pepaya atau buah pare, jika dimasak dengan cinta pasti tetap sedap bukan?
Ini sudah 03:01:05 - dan saya bicara tentang cinta. Pasti saya sedang jatuh cinta. Ya, saya selalu jatuh cinta kepada huruf dan kata-kata. Selalu. Dan mereka tidak pernah mematahkan hati saya.

Mari tidur lagi.

KRIM MALAM RASA CINTA

Sesuatu yang dirawat dan diperhatikan dengan baik, pasti akan berterima kasih. Sewajarnya begitu.

Begini. Saya bukan termasuk orang yang suka merawat diri, tapi karena kulit saya berminyak dan pori-pori saya lumayan besar, saya selalu memaksakan diri untuk membersihkan wajah setiap pulang dari mana pun dan mengoleskan krim malam setiap sebelum tidur. Selelah apa pun saya. Sepanjang apa pun hari saya.

Dan karena saya belum mampu untuk merawat wajah saya dengan produk yang harganya mahal, saya merawat wajah saya dengan produk perawatan yang harganya tidak sampai membuat saya mati kelaparan. Dan untungnya, cocok untuk kulit saya. Mungkin memang pada dasarnya kulit saya tahu diri, sama seperti pemiliknya.

Badut Cinta

Mungkin cinta sejati itu adalah cinta pada pandangan pertama. Cinta yang datang begitu saja, tanpa tahu siapa dia, berapa jumlah uangnya di bank, anak siapa dia, seberapa tinggi jabatannya, seberapa hebat dia di ranjang, bahkan apa statusnya. Karenanya, banyak yang menyebut cinta itu buta.

Tapi tunggu.

Bukankah cinta pada pandangan pertama bisa jadi terjadi karena orang itu indah dipandang mata? Lalu sejatikah cinta yang semacam itu? Pemikiran ini lalu menghapus anggapan bahwa cinta itu buta.

Tidak. Cinta tidak pernah buta.

Lalu apakah cinta sejati itu?

Minggu, 06 Oktober 2013

Cinta = Bodoh

Belum pernah aku menjadi sebodoh ini sebelumnya ketika jatuh cinta. Dan aku benci itu. Dan sungguh, aku tidak menikmati dan bangga atas kebodohanku.
Mungkin ini cinta terdalam yang pernah aku punya, sebab itu menjadi yang terpandir? Aku tidak begitu yakin. Aku hanya tahu aku cinta setengah mati kepadanya, dan itu membuatku menjadi bodoh. Lebih bodoh dari bodoh setengah mati.


Dan kenapa Tuhan, jika Engkau mengasihiku, Engkau ijinkan aku menjadi sebodoh ini?

Kamis, 25 April 2013

Ayo Sekolaaaahhh


Ketika mendengar kata “pendidik”, yang ada di kepala kita biasanya sebuah sosok yang berdiri di depan kelas dan mengajar. Seorang guru. Padahal, pendidik itu tidak melulu hadir dalam sosok seorang manusia yang berprofesi sebagai seorang guru. Bisa saja seorang pendidik itu hadir dalam sosok orangtua, teman, manusia lainnya, bahkan kejadian-kejadian yang membuat kita menjadi lebih cerdas dan bijak.

Seorang pendidik yang baik, tidak hanya membuat para muridnya menjadi pintar dan hafal semua rumus dan istilah-istilah yang dianggap penting, tapi juga seseorang yang harus mampu membuat anak didiknya menjadi manusia yang lebih cerdas dan bijak. Lalu apa cerdas dan bijak itu?

GURU FUNKY KU


Sepanjang pertemanan kita
sudah berapa nama laki-laki yang kita sebut,
baik dari bibirmu, mau pun dari bibirku?

Lalu,

Sudah berapa gelas
wedang jeruk
yang kita habiskan saat bertemu,
dan berapa ratus
porsi ikan bakar yang kita santap?

Juga,

Sudah berapa kali sepasang telingamu
jadi yang pertama mendengarnya?
Dan mulutmu jadi yang pertama memberi selamat,
atau memberi penghiburan yang tak sekedar?

Jadi,

Sudah berapa banyak hutangku padamu?
Belum lagi hutang doa di setiap sujudmu
dan hutang tulisan yang tak jadi kubayar?

Bu Guru Funky,

Teruslah menjadi guru untuk batinku ketika sakit.
Teruslah menjadi mataku ketika aku jatuh cinta.
Teruslah menjadi sumsum bagi tulangku ketika aku patah semangat.

Stay funky, loving, and gaul, Miss
...
Aku sayang kamu
...
Mungkin sudah sejak ratusan tahun lalu
saat kita bertemu di istana biru itu.

Baterai


Kata orang, kita harus selalu berpikir positif. Tapi kurang lebih dua minggu yang lalu saya belajar satu hal: Tidak semua yang positif itu baik. 

Berawal dari pengakuan seorang teman yang mendadak mengatakan pada saya, “Gue positif.” Dan saya sungguh mengerti apa kata arti “positif” dalam kalimatnya, tanpa harus bertanya. Saya terhenyak, tapi berusaha untuk tetap tenang. Ekspresi wajah saya pun ketika itu (mudah-mudahan, sepertinya) biasa saja. Bukan saya tidak bersimpati, atau sudah menduga sebelumnya, tapi karena saya tidak ingin mendramatisir suasana. Kalau saya menunjukkan rasa iba saya, dia akan semakin sedih. Perasaan itu adalah hal yang paling gampang menular. Saya ingin dia kuat, karenanya saya mencoba untuk “biasa saja”.


Hal positif lainnya yang sebenarnya negatif adalah ketika seorang perempuan yang belum siap untuk menimang anak menemukan test urinnya positif. Anak memang adalah hal positif, karena anak adalah hadiah dari Tuhan. Tapi tidak semua yang baik itu tiba di waktu yang tepat. Salahkah timing Tuhan? Tidak. Tuhan tidak pernah salah, dan Tuhan selalu punya waktuNya sendiri. Lalu mengapa ada kehamilan di luar nikah, sementara ada orang yang lama menikah tapi belum juga dikaruniai anak?

Mungkin karena yang belum menikah dianggap Tuhan sudah siap mempunyai anak, dan justru yang sudah menikah memang menurutNya belum siap untuk diberi rejeki sebesar itu. Mungkin. Siapalah kita ini, sehingga kita dapat menyelami dalamnya pikiran Tuhan?

Kembali ke masalah positif tadi.

Saya sungguh setuju dengan pemikiran bahwa sikap dan pemikiran yang positif lebih baik dari pesimisme. Tapi ada kalanya orang jadi dibutakan oleh sikap dan pemikiran positif sampai tidak mampu berpikir lagi secara realistis. 

Manusia memang harus punya iman dan punya harapan, tapi bukan berarti lalu jadi harus lengah ketika ada hal buruk datang dan menghancurkan harapan-harapannya. Justru pemikiran negatif masih diperlukan, seperti kata pepatah usang yang membosankan itu: Sedia payung sebelum hujan.

Bisa jadi memang saya manusia yang kurang beriman ya? Tapi sejauh ini, saya merasa bahwa ketika saya terpuruk, saya tidak pernah berada di keterpurukan saya dalam waktu yang terlalu lama dan dalam lubang yang terlalu dalam. Karena selain punya sisi positif, saya juga selalu punya persediaan rasa negatif dalam kantung saya - yang saya tebarkan ketika saya berjalan menggapai harapan saya.

Tidak semua hal yang baik itu positif, dan tidak semua yang buruk itu negatif. Seperti mata uang, sebaik-baiknya suatu hal dan seburuk-buruknya sesuatu, pasti memiliki keduanya: sisi positif dan sisi negatif. Yang penting, jangan pernah menyerah. Itu saja.

Seperti halnya sebuah baterai. Ia tidak mungkin menggerakkan apa pun jika tidak punya sisi negatif dan kedua kutubnya positif semua. Ya kan?

Saya tahu. Kamu pasti akan menjawab dengan “ya” :))

Rabu, 10 April 2013

Tempatkan Aku Selalu


Tempatkan aku di awal harimu,
maka di situlah aku akan berada.

Tempatkan aku di tengah harimu,
maka di situlah aku akan berada.

Tempatkan aku di akhir harimu,
maka di situlah aku akan berada.

Tempatkan aku di saat kau ingat saja,
maka jangan salahka
n jika aku akhirnya melupakanmu.

Tempatkan aku di saat kau kesepian saja,
maka jangan salahka
n jika aku akhirnya melupakanmu,

Tempatkan aku di saat kau perlu teman berbagi saja,
maka jangan salahka
n jika aku akhirnya melupakanmu.

Tempatkan aku di saat kau hanya kedinginan saja.
maka jangan salahkah jika aku akhirnya melupakanmu.

Tempatkan aku di saat kau bukan hanya “saja” melainkan  “selalu”,
maka aku akan menjadi selalumu di setiap selalu dalam keadaan selalu sampai selalu.

Rinduku Bunuh Diri


Malam ini rinduku mati bunuh diri. Aku ingin segera menguburnya sebelum berbau busuk, tapi semua lahan sudah terpakai. Tidak ada lagi tanah kosong. Mungkin memang ada yang harus dicongkel dari tanah, supaya rinduku bisa dikubur di sana. Tapi mayat siapa yang harus aku congkel?

Malam ini rinduku mati bunuh diri. Cinta membunuhnya ketika ia lengah. Tidak, aku tidak salah menulis. Rindu adalah Cinta.

Aku benci kamu, cinta.


Bukan Sendal Jepit


Ini hati.
Bukan sendal jepit.
Bukan terbuat dari karet.
Bukan untuk diinjak-injak.

Tidak bisa untuk mengarungi becek dan banjir.
Tidak bisa untuk menepuk lalat dan nyamuk.
Tidak bisa untuk mengganjal pintu dan lemari.

Ini hati.
Bukan sendal jepit.
Hati ini.
Bukan sendal jepit.

Bukan Perempuan Kebanyakan


Aku bukan kebanyakan perempuan
kebanyakan perempuan bukan seperti aku
aku tidak pernah kebanyakan
perempuan lain mungkin banyak
tapi tidak banyak perempuan yang seperti aku
karena aku tidak suka yang kebanyakan

Kamu suka banyak,
atau kamu suka kebanyakan perempuan,
atau kamu suka perempuan banyak?

Aku cuma satu.

Jadi kalau kamu suka yang banyak
carilah yang banyak.

Bukan aku orangnya.

Senin, 08 April 2013

Soundtrack Sinetron Hidup Kita



Ketika kita jatuh suka pada sebuah lagu, entah itu pada pendengaran pertama atau ke sekian kalinya, dan kamu merasa lagu itu begitu pas dengan suasana hatimu saat itu, bisa jadi lagu tersebut adalah sound track sinetron kita di dunia ini...

Kita adalah pemain sinetron kehidupan beribu-ribu episod yang harus menerima berbagai peran dari Sang Sutradara Kehidupan... 

Seperti pagi ini aku merasa pas banget dengerin lagunya Melly,,
Oooohh pagi yang tlah menyapaku di sini, tersenyum padaku seakan dia
mengertiii...
Oooohh manisnya matahari pagi ini, tersenyum padaku seakan dia mengerti...
Tadi malam dia nyatakan cintanya, dia lingkarkan tangannya di pinggangku,
Dan berbisik tahun depan kita pasti bersama dalam bahtera dua insan bercinta...
Hmm.... ;)


Lagu Rindu


Bintang malam, sampaikan padanya, aku ingin melukis sinarmu di hatinya
Embun pagi, katakan padanya, biar kupeluk erat waktu dingin membelenggunya
Tahukah engkau, wahai langit...
Aku ingin bertemu membelai wajahnya,
Ku pasang hiasan angkasa yang terindah, hanya untuk dirinya
Lagu rindu ini kuciptakan, hanya untuk bidadari hatiku tercinta
Walau hanya sederhana, biar ku ungkapkan segenap rasa dan kerinduan...

Ini lagu rindu, lagu yang ingin kunyanyikan, juga lagu yang ingin kudengar saat aku sedang merindu,
Kutitipkan hatiku padamu, dan saat rindu menggebu seperti hari ini, aku ingin menengoknya, apakah hati yang kutitipkan itu masih baik-baik saja...

Selasa, 05 Maret 2013


Cinta adalah denyutan bagi jantungku, darah dalam nadiku, dan sel dalam otakku,
Cinta memanusiawikan aku, bukan hanya sekedar pelengkap.
Tanpanya, aku tak ubahnya sebuah robot, manusia tuna rasa.- Terima kasih cinta, terima kasih Sang Maha Cinta, terima kasih... ;)

Rabu, 13 Februari 2013


Being academically smart makes you admirable. Being socially smart makes you acceptable. Being emotionally smart makes you lovable.
Aku ingin menjadi tiga2nya, karna aku masih manusia...
Tapi kalo harus memilih satu, aku pilih yang terakhir, aku ingin dicintai... ;)

Aku bisa jatuh cinta sejuta kali kepadamu jika nanti kita beranjak tua bersama, tapi tidak jika di tengah jalan kamu menikung ke arah lain...
* dan aku ingin tersesat bersamamu... ;)
* ya Allah, tolong jangan Kau tunjukkan jalan keluarnya...
* Terima kasih...terima kasih...terima kasih... :)

Minggu, 10 Februari 2013

Cinta itu...


Cinta itu seharusnya mengurus, bukan mengurung.
Cinta itu seharusnya menyayang, bukan merangsang.
Cinta itu seharusnya merasakan, bukan mengeraskan.
Cinta itu seharusnya menang, bukan menangis.
Cinta itu seharusnya menghangatkan, bukan hanya mengangankan.
Cinta itu seharusnya dirasakan, tak perlu dirusuhkan.
Cinta itu tidak malas, dan menuntut balas.
Cintamu kadang membuat tidurmu tidak pulas, perutmu mulas. 
Mungkin  karena cintanya tak jelas, sehingga cintamu merasa tak terbalas.
Siapa bilang cinta itu biasa? Buktinya dapat membuat binasa!



Jika kita jadi menghabiskan umur bersama, tolong ingatkan aku lagi tentang hal-hal yang membuatku menerima pinanganmu waktu itu - setiap kali aku menangis dan ingin menjauh darimu.
*Tertanda, Perempuan yang akan kau nikahi 7 tahun yang lalu.

Teman atau Sahabat ?


Ada orang yang mencari kita di saat dia membutuhkan kita. Itu teman namanya. Ada orang yang mencari kita di saat kita membutuhkan dia. Itu sahabat namanya.
Aku punya banyak untuk yang pertama. Kamu boleh mengambilnya sebanyak dan sesering yang kamu mau. Tapi yang kedua aku hanya punya sangat sedikit, dan aku tetap ingin membaginya denganmu.
Karena baik teman maupun sahabat, mereka bukan sepenuhnya kepunyaanku. Hanya titipan Tuhan yang suatu hari mungkin akan Dia ambil dan berikan bagi mereka yang membutuhkannya.
Mungkin kamu, salah satunya :’)

Terbangkan Aku Lagi

Aku merindukanmu seperti seekor merpati yang lupa bagaimana terbang, meskipun sepasang sayapnya masih utuh menempel di tubuhnya.

Bersayap, tapi semacam tak mampu terbang.

Tolong ingatkan aku lagi betapa indahnya langit biru itu. Betapa manisnya rasa awan putih. Betapa kuatnya sepasang kaki merahku. Betapa indahnya berada tinggi di atas, tanpa harus takut jatuh dan mati.

Atau seandainya jatuh pun, ada sepasang tangan kuat yang menggenggam. Tanganmu.

Jangan Takut


Mengapa takut memulai?
Mengapa takut mengakhiri?
Bukankah tiada awal tanpa akhir,
dan tiada akhir tanpa awal?

Apa yang sebenarnya aku takutkan?
Apa yang sebenarnya kau takutkan?
Apa yang sebenarnya kita takutkan?
Apa yang sebenarnya mereka takutkan?

Lupakah kita bahwa:
yang dulu pernah ada sekarang sudah tak lagi ada?
yang sekarang ada, dulu belum pernah ada?
yang nanti akan datang, sekarang belum terlihat?

Jangan takut.
Jangan ragu.

Katakan saja.
Lakukan saja.


Kata ‘Aamiin’ itu bukanlah sebuah titik, melainkan awal dari suatu kebaikan yang panjang, karena di dalamnya ada harapan yang memberikan energi untuk mewujudkannya...
Terjadilah yang terbaik menurut kehendakNya...Aamiinn ;)

Rindu hanya punya Ibu. Namanya Cinta. Tapi dia tidak punya ayah, makanya masih menggangguku dan tidak ke kota naik delman istimewa pada hari Minggu.- 
Tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk suara jantungku.

Rindu tak harus selalu disampaikan dengan kata-kata, karena rindu mampu menemukan jalannya sendiri menuju hati yang dirindu.
*Dari yang merindu.

Rabu, 06 Februari 2013

Keikhlasan


Keikhlasan bukan sekedar belajar tentang kekalahan, tapi juga kehilangan dan cinta. Karena cinta itu merelakan kepergian orang yang kita cintai, karena ia berhak untuk menentukan keinginan hatinya sendiri, atau mungkin Tuhan yang berkehendak sehingga seseorang tak lagi bisa menemani kita.

Tidak ada perkara kalah atau menang dalam hal keikhlasan. Semua adalah pemenang saat berlapang hati. Banyak hal dalam hidup yang memang harus direlakan dan tidak dapat dipaksakan - karena bukan kita yang mempunyai hidup, tapi Dia.

Our Choice is a Mirror of Ourself


Our choice is the mirror of our inner self... ;)

Berkali-kali aku diingatkan bahwa, “Pasangan kita adalah cerminan siapa kita.” Dan banyak juga orang yang percaya pada “opposite attractions”.

Lalu yang mana yang benar?

Aku, dengan kepala dan pemikiranku sendiri, menganggap keduanya benar. Begini, kita memang cenderung untuk tertarik pada sesuatu yang berbeda. Kalau kita pendiam, kita suka orang yang mampu berbicara tanpa henti karena menurut kita, mereka itu sangat menghibur. Kalau dalam tubuh kita tidak mengalir darah seni sama sekali, kita kagum pada orang yang sangat berjiwa seni.

Tapi itu ketertarikan. Dan ketertarikan bukanlah cinta. Ketertarikan itu menurutku hanya kekaguman, dan kekaguman biasanya tidak akan berlangsung lama. Selalu akan ada orang lain yang mempesona dengan keunikannya, karena Tuhan Maha Kreatif dalam menciptakan kita.

Selasa, 05 Februari 2013

Perpisahan


Perpisahan adalah awal dari sebuah perjalanan yang baru. Mungkin kita akan melalui jalan yang lain setelahnya, bertemu dengan orang-orang yang awalnya asing, lalu menjadi sedekat air hujan dengan tanah.

Ada kalanya dalam perjalanan itu tanpa sengaja kita menoleh lagi ke belakang, karena ada beberapa kerikil yang tersepak entah kaki siapa hingga ada di depan kita, atau karena ada beberapa helai daun yang terbang mengikuti angin sering perjalanan kita.

Itu tak mengapa.

Atau kadang kita terluka selama perjalanan itu. Ada darah yang harus tertetes, airmata yang harus mengalir, keringat yang harus mengucur. Semuanya membuat kita menjadi lebih kuat, dan tak akan membuat kita mati. Lalu mengapa harus gentar?

Selamanya



Cintai aku hari ini saja. Lalu besok, cintai aku untuk besok saja. Begitu seterusnya. Karena kata “selamanya” itu milik Tuhan semata....

Realistis sajalah....
Kata “selamanya” di bumi ini tak berlaku dan tak pernah ada.

Kata “selamanya” itu bukan berarti “kekekalan”.

Selamanya adalah:

Selama ia, juga Dia,
Selama kau,
Selama aku,
Selama kita,
Selama mereka,
Masih betah berlama-lama.

Jumat, 01 Februari 2013

Life is All a Fair Game


Everything that’s taken from us will be returned to us again someday. If not, then we will get something else and the person who took it from us will lose something else as well.- Life is all a fair game.

Segala sesuatu yang ada di jagad raya ini terjadi karena sebab akibat. Jika tak ada sebab, maka tak ada akibat.

Pagi ini aku mengantuk karena aku baru tertidur pukul tiga pagi. Mataku lalu terbuka lebar setelahnya hanya karena secangkir kecil double espresso. Padahal jika kita pikirkan, tak ada hubungannya antara mata dengan bibir dan mulut yang tersiram kopi tadi.

Jadi jika saat ini hidup kita sedang baik, itu artinya karena memang ada sesuatu yang terjadi sebelumnya, juga ketika hidup kita sedang malang, itu pasti ada penyebabnya.

Jarak Terjauh


Mungkin jarak yang terjauh antara dua hati tidak dapat dihitung dengan satuan kilometer, karena betapa pun jauhnya jarak selama jantung masih saling meneriakkan nama masing-masing, darat, laut, dan udara akan tunduk di bawah kaki sepasang kekasih itu.

Jarak yang terjauh adalah matinya sebuah rasa.

Jarak yang terjauh adalah ketika kita mencintai orang yang (sudah) tidak mencintai kita. Jarak yang terjauh adalah ketika orang yang kita cintai tidak (lagi) mau berjuang bersama kita. Jarak yang terjauh adalah ketika bersamanya adalah karena keharusan, bukan lagi keinginan.

Jarak yang terjauh adalah keterpaksaan.

Jarak yang terjauh adalah ketika kita tidak lagi merasakan ada kupu-kupu yang menggelitik perut. Jarak yang terjauh adalah ketika pertanyaan, “Kamu sudah makan?” sudah seperti auto-text yang wajib dikirim dan ditanyakan dua kali sehari. Jarak yang terjauh adalah ketika pertanyaan, “(Masih) cintakah kamu padaku?” hanya dijawab dengan geraman, tanpa kata-kata.

Jarak yang terjauh adalah kebosanan.

Dirikan Tembok di Ruangmu Sendiri


Manusia pada dasarnya memang egois. Ketika jatuh cinta, dia ingin semua makhluk di bumi ikut merayakannya. Ketika patah hati, dia ingin tak seorang pun tertawa di hadapannya.
Mungkin manusia tidak sekedar ingin dimengerti, tapi juga ingin orang lain larut dalam perasaannya. Mencari kawan sepenanggungan tanpa peduli apakah sang kawan punya rasa sendiri.
Kalau memang begitu, keringkan saja lautnya. Biar tak ada lagi ikan yang berenang. Kalau sudah begitu, hirup semua awan di langit. Biar tak ada lagi burung yang berani beterbangan.
Bakar, biar semua menjadi abu. Biar tak ada yang bermegah diri di atas panggung. Biar tak ada yang melakonkan tokoh putih atau hitam. Ubah warna dunia jadi kelabu. Dan semua insan akan sama rasa, sama hasrat, sama cita.
Jika ingin dunia tetap berwarna, warnai sendiri laut dan langitmu. Dirikan tembok, bukan panggung. Beri pintu, beri jendela, tapi tetap dirikan tembok. Berlarilah, menarilah dalam ruangmu sendiri, dan biarkan orang lain berlari dan menari dalam ruangnya.

Mengirim Ciuman


Mukaku digigit nyamuk.
Kanan atas dekat mata
dekat pelipis, tepatnya.

Kalau nyamuk yang sama
malam ini terbang ke rumahmu
biarkan dia menghisapmu.

Anggap saja
itu ciuman selamat malam dariku.
Jangan dibunuh terlalu cepat.

Tak ada merpati pos
atau surat dalam botol.
Hanya seekor nyamuk lapar.




Pintu


Setiap pertemuan adalah pintu. Mungkin ke pertemuan berikutnya, atau bisa jadi pintu untuk menuju pertemuan lainnya.

Ketika sebuah pintu dibuka, itu artinya seseorang dipersilakan masuk. Dalam suatu ruang, dalam suatu rencana, dalam suatu keadaan, dalam suatu cerita, dalam suatu awal. Pintu adalah awal, bahkan pintu kematian sekali pun. Kematian bukanlah akhir, tapi awal dari suatu perjalanan yang baru - atau bisa jadi, awal dari kehidupan yang baru.

Ketika sebuah pintu ditutup, itu artinya kita tidak diijinkan untuk masuk. Atau, kalau kita sudah ada di dalamnya, itu artinya tidak ada orang lain lagi yang boleh masuk.

Selama bulan ini, aku diijinkan Tuhan untuk memasuki banyak sekali pintu. Aku masih berada dalam ruang-ruang dan lorong-lorong yang diawali oleh serangkaian pertemuan yang berbeda dengan banyak orang. Sangat menarik, sangat menyenangkan. Bulan yang baru nanti, mungkin akan menjadi bulan yang paling menggairahkan sepanjang sejarah hidupku.

Namun ada satu pintu yang masih kubuka. Ada yang sudah masuk di dalamnya, namun pintu itu tetap kubiarkan tak tertutup. Aku mengijinkan sosok yang ada di dalam untuk pergi jika ia mau, tanpa harus memintaku untuk membukakan pintu jika saat itu tiba - meski pun sejujurnya, aku berharap ia akan tinggal dan tidak keluar lagi dari pintu itu. Dari pertemuan(-pertemuan) kami.

Pintu-pintu yang terbuat dari bahan yang berbeda, dan diwarnai dengan aneka macam warna. Aku sendiri belum ingin keluar melalui pintu-pintu yang Tuhan sediakan dan ijinkan untuk kumasuki. Aku sangat menikmati semua ruang di dalamnya - tapi tidak untuk pintu yang kumiliki sendiri itu.

Setiap pertemuan adalah awal dari pertemuan lainnya. Mungkin dengan orang yang sama, atau bisa juga dengan orang yang berbeda. Namun, tetap saja: Semua pintu adalah awal, dan bukan akhir.

Rindu Tersampaikan


Aku percaya satu hal: Ketika kita merindukan seseorang, entah bagaimana caranya, rindu itu akan tersampaikan.
Perkara rindu itu akan dikirim kembali atau tidak, kita akan tahu kemudian. Karena seperti halnya makanan, tak semua mudah dicerna. Ada yang segera, ada yang perlu waktu. Ada yang perlu waktu sebentar untuk mengendap, ada yang langsung mengalir.
Terima kasih. Sepertinya kau mengerti.

Jika Nanti


Jika kamu mencintaiku:
cintailah aku dengan cara yang benar
cintailah aku bukan dengan diam-diam
cintailah aku bukan dengan melarangku
cintailah aku bukan hanya karena kamu mengasihaniku
cintailah aku bukan karena kamu kesepian

Jika kamu meninggalkanku:
tinggalkanlah aku dengan cara yang benar
tinggalkanlah aku bukan karena aku tidak sempurna untukmu
tinggalkanlah aku bukan karena kamu merasa kurang sempurna untukku
tinggalkanlah aku bukan karena kita tidak mau menerima perbedaan kita
tinggalkanlah aku bukan karena aku hanya bisa memberikan cinta untukmu

Jika suatu hari nanti kamu kembali menginginkanku:
pahamilah bahwa aku masih orang yang sama
pahamilah bahwa mungkin itu kesempatan terakhir untuk kita berdua
pahamilah bahwa tidak ada hal yang terjadi tanpa seijinNya
pahamilah bahwa cinta itu bukan hal yang kebetulan
pahamilah bahwa hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan dengan penyesalan dan berandai-andai

Jika nanti, kamu dan aku
kita tidak akan pernah tahu…